Menutup tahun 2024
Read in English?

Pendahuluan
Di sinilah kita lagi, di ujung tahun—di sisi lainnya. Rasanya seperti baru saja memulai tahun 2024, dan usiaku juga menyentuh 25 tahun (bagi orang "tradisional," ini sudah dianggap cukup tua). Sulit dipercaya betapa cepatnya hari-hari berlalu, setiap harinya campuran antara rutinitas, kejutan, pertumbuhan, dan tantangan.
Saat duduk untuk merenung dan melihat kembali, ini bukan hanya tentang pencapaian tetapi juga tentang perjalanan, perubahan perspektif, dan bagaimana bahkan momen-momen kecil membentuk gambaran yang lebih besar.
Mari kita lihat kembali apa yang telah terjadi tahun ini:
- Ditunjuk sebagai service owner (bahkan untuk 3 layanan) di AccelByte
- Belajar lebih banyak tentang cara menghadapi demotivasi akibat dua kali PHK besar-besaran di kantor
- Mulai lebih sering keluar dan mengunjungi arcade (terutama untuk bermain Maimai)
- Pertama kali mencoba memainkan game eksklusif Jepang: Kai no Kiseki
Ada beberapa penyesalan di sana-sini, tapi secara keseluruhan ini adalah tahun yang luar biasa.
Sebuah Kejutan Besar: Menjadi Service Owner
Salah satu kejutan terbesar tahun ini datang dari perubahan tak terduga dalam karierku. Aku terus menjalankan tugas-tugas biasanya, fokus pada melakukan pekerjaanku dengan baik dan berkontribusi pada tim. Itu sudah terasa memuaskan, tetapi aku tidak menyangka bahwa upayaku diam-diam diperhatikan oleh manajemen.
Peran baru ini membawa tantangan tersendiri: menyeimbangkan pengawasan strategis dengan operasi harian, memahami visi yang lebih luas untuk layanan, dan mengambil tanggung jawab sebagai titik utama akuntabilitas. Awalnya, itu terasa menakutkan. Aku bertanya-tanya apakah aku siap, apakah aku bisa memenuhi harapan.
Momen ini juga menandai promosi lainnya menjadi Software Engineer III.
Menghadapi Demotivasi: Pelajaran dari Masa Sulit
Meskipun begitu, ini tidak sepenuhnya membawa kebahagiaan. Realitas pekerjaan tahun ini dipenuhi dengan ketidakpastian dan tantangan, terutama setelah melewati dua kali PHK besar-besaran di kantor. Melihat rekan kerja—beberapa di antaranya sangat dekat denganku—diberhentikan adalah pengalaman yang menyakitkan dan mengguncang. Sulit untuk tetap termotivasi ketika lingkungan terasa begitu rapuh, terutama ketika diberi tanggung jawab untuk memimpin dan menjaga stabilitas di tengah gejolak.
Melalui pengalaman ini, aku menyadari bahwa demotivasi bukan sesuatu yang perlu ditakuti. Ini adalah sinyal—kesempatan untuk berhenti sejenak, merenung, dan menyesuaikan kembali. Aku belajar untuk memprioritaskan perawatan diri, mencari dukungan tanpa rasa malu, dan menemukan makna bahkan dalam keadaan sulit.
PHK ini mengingatkan aku akan pentingnya rasa syukur: atas kesempatan yang ada, keterampilan yang aku bangun, dan hubungan yang terjalin. Yang paling penting, ini memperkuat pelajaran yang akan terus kubawa ke masa depan: ketahanan bukan tentang menghindari tantangan tetapi tentang belajar bagaimana melewatinya dengan keberanian dan keteguhan hati.
Menemukan Kembali Kesenangan: Kunjungan ke Arcade dan Keajaiban Maimai dan Chunithm
Di tengah tantangan dan tanggung jawab tahun ini, aku menemukan sumber kebahagiaan yang tak terduga: arcade. Awalnya hanya kunjungan santai—keputusan spontan untuk istirahat dan melepaskan diri dari tekanan kerja. Tapi segera, ini menjadi pelarian rutin, sepotong kesenangan sederhana di tengah segalanya.
Aku juga berhasil mencapai Rainbow Rating di Maimai dan Chunithm tahun ini.
Melangkah ke Dunia Baru: Memainkan Kai no Kiseki dengan OCR
Tahun ini menandai pengalaman pertama: menjajal game eksklusif Jepang sebelum dirilis secara global, Kai no Kiseki. Ini adalah judul yang sudah lama aku nantikan, tetapi kendala bahasa membuatku ragu untuk memainkannya—hingga sekarang.
Untuk mewujudkannya, aku membutuhkan lebih dari sekadar PS4. Aku memasang perangkat capture untuk meneruskan game ke PC, memungkinkan penggunaan OCR (optical character recognition) untuk menerjemahkan teks secara real-time.
Kai no Kiseki memberikan semua yang aku harapkan: cerita mendalam, karakter kompleks, dan dunia yang hidup dengan detail. Bermain dalam bahasa Jepang menambahkan lapisan imersi dan tantangan baru yang sebelumnya belum pernah aku temui.
Terakhir, Kai no Kiseki adalah game terobosan Falcom dan saya terkejut dengan ending ceritanya. Saya tahu apa yang akan terjadi, tetapi… ketika endingnya terjadi, saya masih terpukul. Tak perlu dikatakan lagi, air mata saya pun menetes. Sungguh sebuah mahakarya.
Alat OCR: Gaminik
Penutup
Menjelang 2025, aku belum menemukan kata-kata penutup yang sempurna untuk tahun ini. Harapanku, yang terpenting, adalah tetap sehat dan kuat di tahun yang akan datang, terutama mengingat situasi "ekonomi" yang tampak sulit. Melihat ke depan, ada satu tujuan utama: membuat kemajuan yang berarti dalam hal hubungan—sesuatu yang selama ini sering aku abaikan. Segala hal lain bisa menyusul nanti.
Song of the year: Mitsuo Singa - 女神の唄 (Song of the Goddess)